Dalam berpacaran dengan orang yang lebih tua, kadang kita berekspektasi, dia akan lebih mengerti, dan memakhlumi. Dia lebih dewasa, dan dia bisa membimbing. Dan lain sebagainya. Bisa saja kita berekspektasi seperti itu. Tapi bukan berarti anda menjadi bergantung pada pasangan anda yang lebih tua. Diperlukan juga usaha dari anda. Bukan berarti dia lebih tua, jadi anda mengandalkan semua-semua padanya, mulai dari berpikir, ide, nafkah, semua dari dia. Itu namanya ego.
Bagaimana Mengimbangi Cara Berpikir Pasangan Yang Lebih Tua
Dalam berpacaran dibutuhkan kesetaraan, dimana visi dan misi harus sama. Lepas dari siapa lebih tua atau siapa lebih muda. Karena lebih tua bukan berarti dia bisa segalanya, dia lebih bisa diandalkan atau dia lebih dewasa. Sehingga dia akan mengalah-mengalah terus. Cinta tidak seperti itu kawan. Saat anda sudah berkomitmen ingin menjalani hubungan dengan orang ini, kalian harus tahu dan sadar bahwa ini hubungan yang menjalani dua orang, lepas dari siapa lebih tua siapa lebih muda, siapa yang lebih berpengalaman, dan siapa yang tidak. Jangan berpatokan disitu.
Tapi saat anda sudah berkomitmen ingin menjalin hubungan dengan orang ini, maka anda harus tahu, dan menerima bahwa ini kalian akan berjalan bersama, berusaha bersama. Jadi saat ada yang salah, ya jangan sungkan untuk minta maaf, dan jika sudah tahu salah jangan sungkan untuk mengakui salah. Karena banyak orang yang saat berpacaran dengan yang lebih tua, berharap dia akan terus mengalah, dia akan terus mengerti anda, baik saat suka dan duka.
Tidak seperti itu, kalau begitu, berarti anda egois, dan jangan menyesal jika pada akhirnya orang itu akan meninggalkan anda karena merasa berjuang sendiri. Yang lebih tua hanya bisa memberikan masukkan dan pengertian kepada yang lebih muda. Selanjutnya pasangannya juga perlu belajar dan mengembangkan diri. Saling mengingatkan, saling mengajarkan. Karena bukan berarti yang lebih tua, dia tahu semuanya begitupun sebaliknya. Jadi, berpikirlah lebih terbuka, dan dewasa.