Mengapa Anak Bontot Selalu Berbuat Ulah Dan Paling Keras Kepala

Mengapa Anak Bontot Selalu Berbuat Ulah Dan Paling Keras Kepala

Dalam keluarga, menjadi anak yang paling bontot bukan berarti adalah hal yang paling menyenangkan. Meskipun lepas dari semua itu memang, menjadi anak bontot itu memiliki banyak sekali kelebihan. Memiliki banyak sekali kemudahan dibanding yang lainnya. Memang pada kenyataan anak paling bontot paling di manja. Bukan tanpa alasan, tapi memang sebagai anak paling bontot itu memang tidak banyak diberikan kebebasan seperti anak pertama, semua diberikan dikendalikan, berbeda dengan anak pertama. 

Mengapa Anak Bontot Selalu Berbuat Ulah Dan Paling Keras Kepala

Sedangkan sebenarnya sebagai anak paling bontot, mereka akan melihat kayak-kakaknya apalagi kakaknya paling tertua sebagai panutan. Sebagai contoh. Sehingga dia ingin rasanya juga diperlakukan sama dengan yang lain. Karena dia merasa terlalu dikekang, terlalu diatur. Tapi saat dilepas, malah berbuat masalah. Itulah anak bontot. Tapi ngangenin. Anak bontot kadang menyebalkan dan mungkin bisa dibilang paling rusuh di antara semua kakak beradiknya. Biasanya yang paling adik yang paling buat onar, paling sering membuat masalah dan membuat gaduh. Dia paling aktif. 

Dan ini sudah terjadi pada umumnya. Sudah menjadi rahasia umum. Jadi wajar jika kalian anak bontot saat memperkenalkan diri, dan saat kalian mengatakan kalian anak paling kecil dari saudara-saudaramu. Maka orang lain akan memberikan respon yang oala, atau seperti oh, ada respon khas yang diberikan. Karena itu, mereka tahu biasanya anak bontot adalah anak manja atau yang sering buat onar. Walaupun tidak semua begitu. Tapi kebanyakan begitu. Karena anak bontot ingin menunjukkan bahwa dia juga cukup dewasa untuk melakukan banyak hal. Dia cukup dewasa untuk untuk melakukan banyak hal. Dia cukup dewasa untuk diberikan kepercayaan. Karena dia tidak mau di kekang terus. 

Itulah anak bontot. Mereka selalu membuat ulah. Mereka selalu membuat sesuatu yang menantang. Mereka hanya ingin bisa diperlakukan dibebaskan seperti kakak-kakaknya sehingga dia mencoba membuktikan sesuatu, tanpa berpikir panjang, sehingga dia sering membuat ulah. Itulah anak bontot. Tapi dari situ, semua bisa belajar sabar.